Mitsubishi Siapkan Crossover Listrik Baru pada 2026, Sasar Pasar Global!

Mitsubishi, yang selama ini belum terlalu dikenal di sektor kendaraan listrik, akan memulai langkah besar di dunia otomotif dengan merilis crossover listrik pada 2026. Mobil ini akan dibangun menggunakan platform AmpR Medium, yang juga digunakan oleh model-model seperti Nissan Ariya dan Renault Megane E-Tech. Crossover listrik Mitsubishi ini kemungkinan akan menjadi saudara kembar dari kendaraan Nissan yang akan menggantikan model Leaf. Namun, Nissan akan meluncurkan modelnya terlebih dahulu, dengan produksi dimulai pada akhir tahun ini dan peluncuran pada tahun berikutnya.

Kedua model tersebut akan mengusung desain crossover coupe dengan atap miring. Meskipun belum dipastikan sejauh mana kesamaan tampilannya, kabar yang beredar menyebutkan keduanya akan memiliki kemiripan lebih banyak dibandingkan model-model dari Hyundai dan Kia yang menggunakan berbagai platform.

Mitsubishi berencana untuk memproduksi mobil listrik ini di Jepang dan mengekspornya ke berbagai negara. Pabrikan asal Jepang ini memiliki target ambisius, yakni ingin menjual 50 persen kendaraan listrik pada tahun 2030 dan mencapai 100 persen pada tahun 2035. Selain itu, Mitsubishi juga merencanakan untuk meluncurkan sembilan model kendaraan listrik baru pada 2028, yang mencakup SUV dan truk pikap berukuran menengah.

Di sisi lain, Mitsubishi Motors sedang mempertimbangkan untuk tidak bergabung dalam rencana merger antara Nissan dan Honda, meskipun Nissan memiliki saham terbesar di Mitsubishi. Merger ini berpotensi menghasilkan grup otomotif terbesar ketiga di dunia, dengan total produksi tahunan mencapai 7,4 juta unit kendaraan. Mitsubishi sendiri berencana untuk tetap terdaftar di bursa efek Tokyo sambil melanjutkan kerja samanya dengan Nissan dan Honda.

Kolaborasi Raksasa: Nissan, Honda, dan Mitsubishi Pertimbangkan Merger Demi Masa Depan Otomotif

Dua produsen otomotif besar Jepang, Nissan dan Honda, sedang mempertimbangkan peluang untuk merger guna memperkuat posisi mereka di industri otomotif global. Dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Rabu (18/12/2024), kedua perusahaan mengungkapkan bahwa diskusi terkait penggabungan ini masih dalam tahap eksplorasi awal, tanpa menyebutkan batas waktu atau alasan utama di balik wacana tersebut.

Sejak Maret 2024, Nissan dan Honda telah memulai pembicaraan kerja sama, khususnya di sektor kendaraan listrik. Pada Agustus tahun yang sama, kedua perusahaan mengumumkan rencana kolaborasi dalam pengembangan teknologi baterai. Dalam pernyataan terbaru, mereka menegaskan bahwa segala perkembangan akan diumumkan kepada pemangku kepentingan pada waktu yang tepat.

Selain itu, Mitsubishi Motors dikonfirmasi sebagai pihak yang turut dilibatkan dalam diskusi ini, membuka peluang merger tiga arah. Namun, Mitsubishi belum memberikan tanggapan resmi terkait kemungkinan tersebut.

Salah satu alasan potensial di balik langkah ini adalah tantangan besar yang dihadapi oleh ketiga perusahaan di pasar otomotif China. Para konsumen di sana semakin beralih ke merek lokal yang menawarkan harga lebih kompetitif dan teknologi canggih, terutama di segmen kendaraan listrik.

Nissan sendiri sedang berjuang menghadapi kesulitan finansial. Pada periode Maret hingga September 2024, pendapatan operasionalnya anjlok hingga 90 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan cadangan dana yang diperkirakan hanya cukup untuk 12-14 bulan, Nissan menghadapi tekanan untuk segera mencari suntikan modal baru.

Honda, meskipun lebih besar lima kali lipat dari Nissan, juga tidak kebal terhadap tantangan. Target Honda untuk sepenuhnya beralih ke kendaraan bebas emisi pada 2040 menghadapi hambatan besar, terutama jika dibandingkan dengan kemajuan pesat produsen kendaraan listrik asal China.