Ford Indonesia Bersiap Hadirkan Dua Model Baru, Mustang Jadi Sorotan

RMA Indonesia, sebagai agen pemegang merek Ford di Indonesia, tengah bersiap untuk memperkenalkan dua model terbaru tahun ini sebagai bagian dari strategi mereka dalam memenuhi permintaan pasar otomotif nasional. Country Manager RMA Indonesia, Toto Suharto, mengungkapkan bahwa peluncuran ini dijadwalkan berlangsung setelah Lebaran dan sebelum ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Model-model baru tersebut akan melengkapi lini kendaraan Ford yang sudah ada, seperti Ford Everest dan Ford Ranger. Salah satu model yang akan segera meluncur telah diperkenalkan dalam ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024. Meskipun Toto masih merahasiakan detailnya, Ford Mustang dipastikan menjadi salah satu model yang akan segera mengaspal di Indonesia. Mobil sport legendaris asal Amerika Serikat ini menarik perhatian publik selama pameran dan mendapatkan respons positif dari para penggemar otomotif Tanah Air. Antusiasme yang tinggi terhadap Mustang menjadi motivasi bagi Ford untuk membawa kendaraan ikonik ini ke Indonesia.

Sementara itu, model kedua yang akan diluncurkan masih dirahasiakan dan belum ada bocoran lebih lanjut mengenai spesifikasinya. Toto menegaskan bahwa Ford selalu berkomitmen untuk menghadirkan kendaraan yang sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen di Indonesia. Dengan langkah ini, RMA Indonesia berharap dapat terus memperkuat eksistensi Ford di pasar otomotif nasional serta memberikan lebih banyak pilihan bagi para pecinta mobil.

Transformasi Drastis Toyota Celica Jadi Ferrari F12: Kreativitas atau Kontroversi?

Dunia modifikasi kendaraan kembali dihebohkan oleh karya unik seorang modifikator asal Thailand. Sebuah Toyota Celica generasi keenam (1994-1999) telah dirombak habis-habisan hingga menyerupai supercar asal Italia, Ferrari F12 Berlinetta (2012). Perubahan radikal ini berhasil menarik perhatian, sekaligus memicu perdebatan di kalangan pecinta otomotif.

Dilaporkan oleh Carscoops.com pada Minggu (5/1/2025), modifikasi ini membuat Celica nyaris kehilangan identitas aslinya. Bagian depan mobil dimodifikasi secara detail agar menyerupai Ferrari F12, dengan perubahan besar pada lampu utama, bumper, dan lekukan kap mesin. Namun, kesan serupa itu mulai memudar ketika mobil dilihat dari sisi samping.

Beberapa pengamat otomotif menilai bahwa konsep ini terasa kurang matang, terutama pada desain pintu yang gagal meniru lekukan khas Ferrari F12. Pelek aftermarket yang digunakan terlihat cukup menarik, tetapi posisinya yang tidak sejajar dengan fender menjadi sorotan. Pemasangan spacer seharusnya dapat memberikan hasil yang lebih maksimal.

Di bagian belakang, modifikasi ini kembali memunculkan kesan yang tidak konsisten. Lampu belakang yang berukuran besar mendominasi tampilan, bahkan terlihat lebih besar daripada spoiler. Lubang knalpot di bagian tengah pun disebut kurang autentik. Meski demikian, kehadiran diffuser pada bumper belakang memberikan sedikit sentuhan sporty pada replika ini.

Bagian kabin Toyota Celica modifikasi ini tak kalah menarik perhatian. Dominasi warna merah menyala memberikan kesan mencolok, tetapi beberapa pihak merasa desain interior ini terlalu berlebihan. Sayangnya, tidak ada informasi mengenai apakah mesin mobil ini turut dimodifikasi untuk meningkatkan performa sesuai dengan tampilannya yang “berani”.

Foto-foto Toyota Celica yang telah diubah menjadi replika Ferrari F12 ini pertama kali diunggah dalam grup Facebook Toyota Celica Club Thailand. Thailand, yang dikenal sebagai pusat kreativitas modifikasi otomotif, sering melahirkan ide-ide menarik. Namun, proyek ini justru memicu kontroversi. Banyak anggota komunitas menilai bahwa eksekusi modifikasi ini tidak sesuai dengan konsep yang diinginkan.

Beberapa netizen bahkan membandingkan hasil akhir modifikasi ini dengan desain Lykan HyperSport, meskipun dilakukan dengan anggaran yang jauh lebih rendah. Keputusan untuk mengubah Toyota Celica menjadi replika Ferrari F12 juga menimbulkan diskusi hangat, antara apresiasi terhadap kreativitas dan kritik terhadap kurangnya konsistensi dalam desain.

Transformasi seperti ini memang menjadi cerminan keberanian dan kreativitas para pecinta otomotif. Namun, hasil akhir yang terkesan “dipaksakan” menimbulkan pertanyaan mengenai pentingnya keseimbangan antara konsep, eksekusi, dan hasil visual. Apakah modifikasi ini merupakan langkah maju dalam dunia otomotif, atau sekadar kontroversi yang memecah opini?