Toyota dan GAC Kenalkan bZ7 di Shanghai Auto Show, Siap Menggebrak Pasar China

Dalam ajang Shanghai Auto Show 2025 yang berlangsung mulai 23 April hingga 2 Mei, usaha patungan antara Toyota dan GAC (GAC-Toyota) resmi memperkenalkan mobil listrik terbaru mereka, bZ7. Dilengkapi dengan sistem kokpit HarmonyOS Huawei, bZ7 dirancang khusus untuk pasar China dan akan diproduksi massal mulai akhir tahun 2025. Kendaraan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Toyota di pasar mobil listrik yang terus berkembang pesat di China, negara yang kini memimpin dalam hal elektrifikasi.

Toyota menyebutkan bahwa bZ7 merupakan penerus dari model sebelumnya, seperti bZ4X, bZ3, bZ3X, dan bZ5. Sebelumnya, kendaraan ini telah dipamerkan sebagai konsep di Guangzhou Auto Show 2024. Desain mobil ini menghadirkan lampu depan tipe C ramping yang menawan, dengan logo Toyota yang terlihat jelas di bagian kap. Selain itu, radar yang terpasang di atap memberikan kemampuan bantuan berkendara tingkat lanjut (ADAS), yang menambah kecanggihan kendaraan ini.

Dari segi desain, bZ7 tampil enerjik dengan atap yang menurun, memberi kesan sporty pada mobil ini. Gagang pintu yang tersembunyi menambah kesan modern dan futuristik, sementara velg berukuran 21 inci semakin menunjukkan sisi maskulin mobil ini. Kendaraan sedan BEV ini memiliki panjang lebih dari lima meter, dan menggabungkan kualitas tinggi dari Toyota serta teknologi canggih dari China.

Melalui pengembangan yang melibatkan berbagai perusahaan besar seperti GAC, Guangzhou Toyota, dan pusat R&D kendaraan listrik, bZ7 diharapkan dapat melangkah menuju komersialisasi dalam waktu satu tahun.

BYD Mengancam Dominasi Pabrikan Jepang di Pasar Mobil Indonesia

Masuknya produsen mobil listrik asal China, Build Your Dream (BYD), ke pasar Indonesia tampaknya mulai memberikan tekanan terhadap dominasi merek Jepang yang sudah hadir lebih dulu sejak tahun 1960-an. Hal ini terbukti dari data penjualan mobil nasional yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), yang menunjukkan bahwa BYD berhasil meraih peringkat ke-6 pada Maret 2025. Posisinya berada tepat di bawah Suzuki, dengan selisih hanya sekitar 1.200 unit, dan bahkan mengungguli Hyundai.

Sementara itu, merek-merek mobil asal China lainnya seperti Wuling dan Chery juga berusaha meraih posisi lebih tinggi, meski masih terhalang oleh kendaraan niaga seperti Hino, Isuzu, dan Mitsubishi Fuso. Secara keseluruhan, Toyota masih memimpin pasar mobil Indonesia dengan penjualan mencapai 22.476 unit pada Maret 2025, menyumbang 31,7 persen dari total pasar yang tercatat sebanyak 70.892 unit. Daihatsu dan Honda mengikuti di posisi kedua dan ketiga dengan angka penjualan masing-masing 13.057 unit dan 6.303 unit.

BYD, yang baru pertama kali menempati posisi strategis di pasar Indonesia, mencatatkan penjualan sebanyak 3.205 unit secara wholesales pada Maret 2025. Meskipun performanya belum stabil, seperti yang terlihat pada bulan Februari yang hanya tercatat 1.399 unit, BYD menunjukkan potensi besar untuk berkembang. Sementara itu, Hyundai yang semula stabil, kini harus puas berada di peringkat ke-7 dengan penjualan 2.424 unit.

Dengan angka penjualan yang terus meningkat, BYD berpotensi meraih posisi yang lebih tinggi dalam jajaran merek mobil terlaris di Indonesia, menantang dominasi merek-merek besar seperti Toyota dan Honda.

Selisih Tipis! Penjualan Innova Zenix vs Reborn Hampir Sama

Toyota Kijang Innova tetap mempertahankan dominasinya sebagai mobil terlaris di Indonesia pada Februari 2025. Berdasarkan data wholesales dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), model ini masih menjadi pilihan utama konsumen Tanah Air.

Menariknya, penjualan antara Innova Zenix dan Innova Reborn terpaut sangat tipis. Dari total 6.008 unit yang terjual bulan lalu, Innova Zenix menyumbang 3.079 unit, sementara Innova Reborn mencatatkan 2.929 unit. Dengan selisih hanya 150 unit, kedua model ini masih menjadi primadona di segmen MPV.

Perbedaan Konsumen Innova Zenix dan Reborn

Toyota mengungkapkan bahwa perbedaan penjualan ini juga dipengaruhi oleh karakteristik konsumennya. Innova Zenix lebih banyak diminati oleh pelanggan di Pulau Jawa yang mengutamakan efisiensi bahan bakar dan teknologi hybrid. Sementara itu, Innova Reborn lebih populer di luar Pulau Jawa, terutama di daerah yang membutuhkan kendaraan tangguh untuk menghadapi berbagai medan jalan.

Selain itu, Innova Reborn lebih sering digunakan oleh perusahaan atau penyedia jasa rental karena daya tahannya yang sudah terbukti. Sebaliknya, Innova Zenix lebih diminati oleh konsumen pribadi yang mencari kendaraan dengan performa modern dan hemat bahan bakar.

Spesifikasi Innova Zenix vs. Innova Reborn

Innova Zenix hadir dalam dua pilihan mesin:

  • Varian bensin mengusung mesin M20A-FKS Dynamic Force Engine 2.000 cc dengan tenaga 174 PS pada 6.600 rpm dan torsi 204,9 Nm.
  • Varian hybrid mengombinasikan mesin TNGA 2.000 cc M20A-FXS (152 PS, torsi 187,3 Nm) dengan motor listrik berdaya 113 PS dan torsi 205,9 Nm, sehingga total tenaga gabungannya mencapai 186 PS.

Di sisi lain, Innova Reborn tetap mengandalkan dua varian mesin:

  • Mesin diesel berkode 2GD-FTV 2.393 cc menghasilkan tenaga 149 PS pada 3.400 rpm dan torsi 342,2 Nm pada 1.200-2.800 rpm.
  • Mesin bensin berkode 1TR-FE 1.998 cc mampu menghasilkan tenaga 139 PS pada 5.600 rpm dan torsi 183,3 Nm pada 4.000 rpm.

Dengan spesifikasi tersebut, Innova Reborn tetap unggul dalam hal daya tahan dan performa di medan berat, sementara Innova Zenix menawarkan efisiensi serta teknologi terbaru yang lebih ramah lingkungan.

Dominasi Toyota Kijang Innova Berlanjut

Meski banyak model baru bermunculan, Toyota Kijang Innova tetap mempertahankan reputasinya sebagai MPV favorit di Indonesia. Kombinasi antara kenyamanan, ketangguhan, dan inovasi teknologi membuat model ini terus diminati oleh berbagai kalangan.

Dengan selisih penjualan yang tipis antara Innova Zenix dan Reborn, persaingan di segmen ini diprediksi masih akan terus berlangsung. Namun, dengan tren elektrifikasi yang semakin berkembang, bukan tidak mungkin Innova Zenix akan semakin unggul di masa depan.

Menanti Kejutan: Toyota Luncurkan Mobil Listrik Baru Bulan Depan

Pada 12 Maret 2025, Toyota akan meluncurkan mobil listrik terbarunya yang disebut “All New” untuk memperluas jajaran mobil listrik mereka di pasar Eropa, bergabung dengan model Urban Cruiser dan bZ4X yang sudah ada. Dikutip dari Autocar, mobil listrik ini diharapkan menjadi versi produksi massal dari mobil konsep bZ Compact, sebuah SUV kompak yang tidak hanya ringkas, tetapi juga menawarkan kabin yang cukup lapang.

Teaser gambar yang dirilis Toyota menunjukkan desain depan kendaraan ini yang khas dengan gaya “hammerhead”, mirip dengan yang ada pada Toyota Camry, memberikan sentuhan elegan dan modern. Dalam hal dimensi, model produksi ini akan lebih kecil dari bZ4X, namun tetap mempertahankan aura SUV yang kuat dan sporty. Dengan tampilan yang mirip dengan model bZ3C yang sudah diluncurkan di China, kendaraan baru ini tampaknya mengusung keseimbangan antara desain kompak dan fungsionalitas.

Toyota menyebutkan bahwa kendaraan listrik ini akan menawarkan kenyamanan, ruang, dan fleksibilitas yang mengejutkan, serta mengklaim mobil ini akan memiliki daya tarik emosional yang kuat bagi pengendara. Namun, sayangnya, dalam teaser yang diluncurkan, belum ada informasi mengenai spesifikasi teknis lengkap mobil ini, seperti angka daya atau kapasitas baterai.

Berdasarkan informasi sebelumnya dari Toyota pada tahun 2022, bZ Compact direncanakan memiliki panjang sekitar 4,54 meter (178,7 inci) dan tinggi 1,56 meter (61,4 inci). Jika dimensi tersebut tetap dipertahankan pada versi produksi, mobil ini akan lebih pendek 152 mm (6 inci) dan 90 mm (3,5 inci) lebih rendah dari bZ4X, yang memberi kesan lebih kompak dan efisien.

Meskipun belum ada detail resmi mengenai kapasitas baterai, kemungkinan besar Toyota akan menyediakan beberapa pilihan paket baterai, seperti yang ada pada Urban Cruiser. Paket baterai tersebut mungkin termasuk opsi 49 kWh dan 61 kWh untuk memberikan fleksibilitas dan daya tempuh yang sesuai dengan preferensi pengendara. Seperti halnya SUV listrik lainnya, Toyota kemungkinan akan menawarkan opsi penggerak roda depan yang berfungsi dengan motor yang disuplai oleh Suzuki e-Vitara. Dengan sistem penggerak roda depan, kendaraan ini dapat menghasilkan output daya hingga 142 hp (106 kW / 144 PS) pada baterai yang lebih kecil, dan 172 hp (128 kW / 174 PS) dengan paket baterai yang lebih besar. Selain itu, terdapat kemungkinan adanya powertrain motor ganda opsional yang meningkatkan total output menjadi 182 hp (135 kW / 184 PS), menawarkan performa lebih maksimal.

Peluncuran mobil listrik ini tentunya menjadi sorotan besar bagi penggemar otomotif, khususnya di sektor kendaraan ramah lingkungan. Dengan berbagai klaim tentang kenyamanan dan desain yang menarik, mobil listrik ini berpotensi menjadi pilihan populer bagi konsumen yang mengutamakan efisiensi dan estetika dalam memilih kendaraan listrik.

Toyota Pertahankan Takhta Produsen Mobil Terlaris 2024, BYD Lampaui Honda, Nissan, dan Suzuki!

Toyota Motor Corp. berhasil mempertahankan posisinya sebagai produsen mobil dengan penjualan tertinggi di dunia untuk tahun kelima berturut-turut pada 2024. Meskipun mengalami penurunan sebesar 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, grup Toyota—yang mencakup Daihatsu Motor Co. dan Hino Motors Ltd.—tetap mencatat total penjualan global mencapai 10,82 juta unit.

Keberhasilan Toyota sebagian besar didukung oleh permintaan tinggi terhadap kendaraan hibrida. Di sisi lain, pesaing terdekatnya, Volkswagen AG dari Jerman, mencatat penjualan sebesar 9,03 juta unit, sementara Hyundai Motor Group dari Korea Selatan, termasuk Kia Corp., berhasil menjual sekitar 7,23 juta unit.

Sementara itu, produsen mobil listrik asal China, BYD Co., mencatat pertumbuhan signifikan dengan penjualan 4,27 juta unit, meningkat 41,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini membuat BYD berhasil melampaui Honda (3,81 juta unit), Nissan (3,35 juta unit), dan Suzuki (3,25 juta unit), menandai dominasinya di pasar kendaraan listrik dengan harga terjangkau.

Meskipun masih memimpin, Toyota menghadapi tantangan, termasuk skandal sertifikasi di Jepang yang menyebabkan penghentian produksi beberapa model dan berkontribusi pada penurunan 1,4 persen dalam penjualannya menjadi 10,16 juta unit. Di pasar domestik Jepang, penjualan anjlok 13,8 persen menjadi 1,44 juta unit.

Berdasarkan wilayah, Toyota mengalami pertumbuhan di Amerika Utara (naik 4,3 persen menjadi 2,73 juta unit) dan Eropa (naik 3,6 persen menjadi 1,17 juta unit), berkat tingginya permintaan untuk model seperti RAV4 dan C-HR. Sebaliknya, di China, Toyota mengalami penurunan 6,9 persen menjadi 1,78 juta unit akibat persaingan harga yang semakin ketat.

Keberhasilan Toyota dalam mempertahankan posisinya di pasar global tidak lepas dari lonjakan penjualan kendaraan hibrida, yang meningkat 21,1 persen menjadi 4,14 juta unit. Sementara itu, meskipun tren kendaraan listrik murni (EV) mulai meredup secara global, Toyota masih mencatat pertumbuhan 34,5 persen dalam penjualan EV, dengan total 139.892 unit terjual.

Di sisi produksi, grup Toyota mengalami penurunan 7,8 persen menjadi 10,62 juta unit, dengan produksi Toyota sendiri turun 5,1 persen menjadi 9,52 juta unit. Beberapa model populer seperti Yaris Cross terpaksa dihentikan produksinya akibat ketidakpatuhan terhadap standar pengujian kendaraan yang ditetapkan pemerintah.

Secara keseluruhan, delapan produsen mobil utama Jepang mencatat penurunan total penjualan global sebesar 1,1 persen menjadi 24,53 juta unit pada 2024, sementara produksi mereka turun 6,6 persen menjadi 24,10 juta unit.

Suzuki e-Vitara Kolaborasi Dengan Toyota Dan Baterai BYD Untuk Mobil Listrik Masa Depan

Suzuki mengumumkan peluncuran e-Vitara, SUV listrik pertama mereka yang dirancang bekerja sama dengan Toyota dan menggunakan baterai dari BYD. Mobil ini diharapkan menjadi salah satu pemain kunci dalam pasar kendaraan listrik yang semakin berkembang.

e-Vitara merupakan hasil kolaborasi antara Suzuki dan Toyota, yang bertujuan untuk menghadirkan kendaraan listrik yang dapat bersaing di pasar global. Produksi mobil ini akan dimulai di pabrik Suzuki di Gujarat, India, pada musim semi 2025. Kerja sama ini menunjukkan bahwa dua raksasa otomotif Jepang berkomitmen untuk mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan. Ini mencerminkan tren industri otomotif yang semakin berfokus pada keberlanjutan.

Dari segi desain, e-Vitara mengusung konsep “Emotional Versatile Cruiser” dengan tampilan modern dan fungsional. Mobil ini dilengkapi dengan platform HEARTECT-e yang ringan dan aman, serta menawarkan dua pilihan kapasitas baterai: 49 kWh untuk model 2WD dan hingga 61 kWh untuk model 4WD. Dengan dimensi panjang 4.275 mm, lebar 1.800 mm, dan tinggi 1.635 mm, e-Vitara dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi lima penumpang. Ini menunjukkan bahwa desain yang baik dapat meningkatkan daya tarik kendaraan.

e-Vitara dilengkapi dengan sistem penggerak semua roda (AWD) yang canggih, memungkinkan mobil ini untuk melibas berbagai medan dengan mudah. Dengan output hingga 135 kW dan torsi mencapai 300 Nm, SUV ini menawarkan performa yang responsif baik di jalan raya maupun off-road. Fitur Trail mode juga disematkan untuk meningkatkan kemampuan dalam kondisi sulit. Ini mencerminkan bahwa kendaraan listrik tidak hanya efisien tetapi juga mampu memberikan performa tinggi.

Dengan memproduksi e-Vitara di India, Suzuki tidak hanya mendukung ekonomi lokal tetapi juga berupaya membuat kendaraan listrik lebih terjangkau bagi konsumen di berbagai pasar, termasuk Asia dan Eropa. Strategi ini menantang pandangan bahwa EV hanya untuk pasar kelas atas. Ini menunjukkan bahwa produsen otomotif dapat berkontribusi pada aksesibilitas teknologi ramah lingkungan.

Dengan peluncuran e-Vitara, Suzuki berharap dapat memperkuat posisinya di pasar SUV listrik global. Diharapkan bahwa kendaraan ini akan menarik perhatian konsumen yang mencari alternatif ramah lingkungan tanpa mengorbankan performa atau kenyamanan. Keberhasilan e-Vitara dapat menjadi langkah penting bagi Suzuki dalam menghadapi tantangan industri otomotif yang terus berubah menuju era elektrifikasi.

BYD Mengalahkan Toyota di Pasar Kendaraan Listrik Jepang pada 2024!

Penurunan penjualan kendaraan listrik di Jepang ini memberikan gambaran yang cukup signifikan mengenai tantangan yang dihadapi oleh produsen kendaraan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Meskipun BYD berhasil meraih kesuksesan yang luar biasa dengan kenaikan penjualan yang pesat, situasi ini justru menjadi tantangan bagi Toyota dan produsen Jepang lainnya yang mendominasi pasar otomotif global selama beberapa dekade.

Beberapa faktor yang turut mempengaruhi penurunan penjualan kendaraan listrik di Jepang, menurut Asosiasi Dealer Mobil Jepang, adalah ketatnya persaingan, kurangnya insentif yang menarik untuk kendaraan listrik di dalam negeri, serta kekhawatiran terkait infrastruktur pengisian daya yang belum merata di berbagai wilayah Jepang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Jepang yang pada umumnya masih ragu untuk beralih ke kendaraan listrik secara massal.

Namun, meskipun penjualan kendaraan listrik menurun secara keseluruhan, pemerintah Jepang tetap berkomitmen untuk mendorong peralihan menuju mobil ramah lingkungan dengan berbagai kebijakan dan insentif. Pemerintah berencana untuk meningkatkan infrastruktur pengisian daya dan memberikan subsidi lebih banyak bagi konsumen yang membeli kendaraan listrik.

Toyota sendiri berkomitmen untuk memperbaiki kinerja mereka di sektor kendaraan listrik dengan memperkenalkan model-model baru yang lebih efisien dan terjangkau. Selain itu, mereka juga mengembangkan teknologi kendaraan hibrida dan sel bahan bakar hidrogen yang diharapkan dapat mengimbangi dominasi BYD di pasar kendaraan listrik.

Dari sisi konsumen, semakin banyak yang tertarik untuk beralih ke kendaraan listrik berkat semakin berkembangnya kesadaran akan pentingnya pengurangan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi. Kendati demikian, pembelian kendaraan listrik di Jepang tetap memerlukan waktu untuk mencapai titik optimal, di mana permintaan akan kendaraan listrik dapat mengimbangi penurunan penjualan kendaraan konvensional.

Perlombaan menuju kendaraan masa depan masih panjang, dan dengan adanya peningkatan persaingan, baik antara perusahaan-perusahaan Jepang maupun produsen kendaraan listrik global, pasar otomotif Jepang akan terus berkembang dan bertransformasi, menyesuaikan dengan tren global yang semakin mengarah pada keberlanjutan dan efisiensi energi.

Toyota Kijang Innova Reborn 2025: MPV Sporty yang Lebih Terjangkau Dan Andal

Toyota resmi meluncurkan generasi terbaru dari Kijang Innova Reborn 2025, yang menawarkan desain lebih sporty, performa andal, dan harga yang lebih terjangkau. Model terbaru ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan keluarga modern di Indonesia dengan berbagai fitur canggih dan kenyamanan maksimal.

Kijang Innova Reborn 2025 hadir dengan desain eksterior yang lebih agresif dan elegan. Gril trapezoidal berwarna dark grey dengan aksen krom, lampu LED tajam, dan bumper modern memberikan kesan mewah pada mobil ini. Velg alloy 16 inci menambah daya tarik visualnya. Dimensi mobil ini juga cukup besar, dengan panjang 4.735 mm, lebar 1.830 mm, dan tinggi 1.795 mm, memberikan ruang kabin yang lega bagi penumpang dan barang. Desain ini mencerminkan evolusi Toyota dalam menghadirkan kendaraan yang tidak hanya fungsional tetapi juga stylish.

Di dalam kabin, Kijang Innova Reborn 2025 dilengkapi dengan kursi ergonomis berbahan fabric dan sistem pencahayaan ambient opsional untuk meningkatkan kenyamanan selama perjalanan. AC otomatis dengan pengaturan zona ganda memastikan suhu dalam kabin tetap nyaman. Sistem hiburan layar sentuh 9 inci dilengkapi dengan konektivitas Bluetooth dan smartphone, memungkinkan pengguna untuk tetap terhubung selama perjalanan. Ini menunjukkan bahwa Toyota memperhatikan kebutuhan keluarga dalam merancang interior mobil ini.

Toyota Kijang Innova Reborn 2025 menawarkan dua varian mesin: bensin 2.0L yang menghasilkan tenaga 139 PS dan torsi maksimal 183 Nm, serta mesin diesel 2.4L yang mampu memproduksi tenaga 149 PS dengan torsi puncak mencapai 342 Nm. Kedua varian dilengkapi dengan transmisi manual 5-percepatan atau otomatis 6-percepatan, memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk memilih sesuai preferensi berkendara mereka. Pilihan ini menunjukkan komitmen Toyota untuk menyediakan kendaraan yang efisien dan bertenaga.

Keamanan menjadi prioritas utama pada Kijang Innova Reborn 2025, dengan dilengkapi fitur-fitur keselamatan modern seperti ABS, EBD, dan Vehicle Stability Control untuk menjaga stabilitas saat berkendara. Hill Start Assist Control membantu pengemudi saat berada di tanjakan, sementara airbag depan, lutut pengemudi, dan samping melindungi seluruh penumpang dalam kasus kecelakaan. Ini mencerminkan perhatian Toyota terhadap keselamatan pengemudi dan penumpang.

Dengan kisaran harga mulai dari Rp384,1 juta hingga Rp431,9 juta tergantung varian dan fitur tambahan, Kijang Innova Reborn 2025 menawarkan nilai yang sangat baik bagi keluarga Indonesia. Dengan semua fitur canggih dan kenyamanan yang ditawarkan, mobil ini menjadi pilihan menarik bagi mereka yang mencari MPV berkualitas tanpa harus mengeluarkan biaya berlebihan.

Dengan peluncuran Kijang Innova Reborn 2025, Toyota menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dalam memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. Tahun 2025 diharapkan menjadi tahun sukses bagi model ini dalam menarik perhatian konsumen. Semua pihak kini diajak untuk menjelajahi keunggulan dari MPV terbaru ini sebagai solusi transportasi keluarga yang andal dan stylish.

Osamu Suzuki: Pemimpin Legendaris Suzuki Motor, Meninggal Dunia di Usia 94 Tahun!

Osamu Suzuki, sosok pemimpin terkemuka di dunia otomotif Jepang dan mantan presiden Suzuki Motor, meninggal dunia pada Rabu, 25 Desember 2024, di usia 94 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi industri otomotif Jepang. Suzuki mulai bergabung dengan Suzuki Motor pada tahun 1958 sebagai menantu presiden kedua perusahaan, Shunzo Suzuki. Pada 1978, ia diangkat menjadi presiden perusahaan dan memimpin dengan sukses besar, salah satunya dengan meluncurkan kendaraan mini yang dijual dengan harga terjangkau, kurang dari setengah juta yen.

Di bawah kepemimpinannya, Suzuki Motor melakukan ekspansi internasional yang signifikan. Pada 1983, perusahaan mulai memproduksi mobil di India, dan akhirnya meraih posisi teratas di pasar mobil India. Pada 2000, Suzuki menjadi komisaris perusahaan, di mana penjualan tahunan perusahaan melonjak hingga sepuluh kali lipat dibandingkan saat ia menjabat sebagai presiden, dengan total penjualan lebih dari 3 triliun yen (sekitar 19 miliar dolar).

Selain itu, Suzuki juga menjalin kemitraan dengan produsen mobil global seperti General Motors dan Volkswagen untuk menjaga daya saing perusahaan. Pada 2017, Suzuki mengukuhkan kerja sama bisnis dengan Toyota yang berkembang menjadi kemitraan modal dua tahun kemudian. Suzuki tetap terlibat aktif dalam manajemen perusahaan hingga pensiun sebagai komisaris pada Juni 2021, dan kemudian menjadi penasihat.

Lahir dengan nama Osamu Matsuda pada 30 Januari 1930, Suzuki awalnya menempuh karier di dunia perbankan setelah lulus dari Sekolah Hukum Universitas Chuo di Tokyo. Namun, ia memilih untuk bergabung dengan Suzuki Motor setelah menikahi putri presiden saat itu, Shunzo Suzuki, yang merupakan anggota keluarga pendiri perusahaan.

Toyota Luncurkan All-New Hilux Rangga 4×4: Siap Taklukkan Medan Berat

Bagi para pengusaha, memilih kendaraan komersial bukan sekadar soal desain atau kenyamanan. Kriteria utama yang mereka cari adalah ketangguhan dan kemampuan untuk bekerja keras di berbagai medan. Salah satu kebutuhan yang sering muncul adalah kendaraan dengan penggerak empat roda (4×4), terutama untuk keperluan operasional di area yang menantang. Lantas, apakah Toyota akan menghadirkan All-New Hilux Rangga dalam versi 4×4?

Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, baru-baru ini memberikan tanggapan terkait hal tersebut. Menurut Anton, hingga kini belum ada pembicaraan untuk menghadirkan varian 4×4 pada All-New Hilux Rangga.

“Belum, belum ada diskusi. Karena untuk penggerak 4×4, kami sudah memiliki Hilux yang tersedia,” ujar Anton.

Namun, Anton tidak menutup kemungkinan bahwa varian 4×4 pada Hilux Rangga dapat diwujudkan di masa depan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, terutama para penghobi yang menginginkan kendaraan multifungsi dengan kemampuan off-road. Meski demikian, Anton menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan terealisasi dalam waktu dekat.

“Bisa saja terjadi, tetapi saat ini model ini hanya tersedia dalam penggerak roda 4×2. Konsumen yang membutuhkan 4×4 bisa memodifikasi Hilux yang sudah ada,” tambahnya.

Pilihan Mesin Bertenaga untuk All-New Hilux Rangga
Hilux Rangga hadir dengan dua pilihan mesin, yaitu diesel dan bensin, yang sama-sama menawarkan tenaga optimal untuk mendukung aktivitas berat.

  1. Diesel Engine (2GD-FTV)
    • Kapasitas: 2.393 cc, 4 silinder
    • Teknologi: VNT Turbocharger, Intercooler, Common-rail (EURO4)
    • Tenaga: 149 PS pada 3.400 rpm
    • Torsi:
      • 343 Nm (1.400-2.800 rpm) untuk transmisi manual 5-speed
      • 400 Nm (1.600-2.000 rpm) untuk transmisi otomatis 6-speed
  2. Gasoline Engine (1TR-FE)
    • Kapasitas: 1.998 cc, 4 silinder
    • Teknologi: Dual VVT-i (EURO4)
    • Tenaga: 139 PS pada 5.600 rpm
    • Torsi: 183 Nm pada 4.000 rpm

Dengan performa mesin yang tangguh, Hilux Rangga dirancang untuk membawa beban berat melintasi berbagai medan menantang. Selain itu, efisiensi bahan bakarnya juga menjadi salah satu keunggulan. Berdasarkan pengujian internal, model diesel mampu mencapai konsumsi bahan bakar hingga 14,2 km/l.

Keunggulan Fitur dan Kapasitas
Dibekali tangki bahan bakar berkapasitas 55 liter—terbesar di kelasnya—Hilux Rangga memberikan jarak tempuh lebih jauh sekaligus mengurangi frekuensi pengisian bahan bakar. Hal ini tentu menghemat waktu pengemudi, terutama untuk perjalanan jauh, sekaligus meningkatkan produktivitas.

Dengan kombinasi mesin yang bertenaga, efisiensi bahan bakar, dan kemampuan menghadapi berbagai medan, All-New Hilux Rangga memberikan nilai tambah bagi pengusaha. Kendaraan ini memastikan operasional bisnis berjalan lebih cepat, hemat biaya, dan mendukung produktivitas yang lebih tinggi.

Apakah varian 4×4 dari Hilux Rangga akan menjadi kenyataan? Waktu yang akan menjawabnya. Hingga saat ini, Toyota terus mendengarkan kebutuhan konsumen untuk memberikan solusi terbaik.