Perusahaan sepeda motor asal Austria, KTM, sedang menghadapi krisis serius. Laporan dari Der Standard (22/12/2024) menyebutkan bahwa sebanyak 265.000 unit sepeda motor terdampar di gudang karena gagal terjual. Hal ini menjadi sorotan utama dalam sidang kebangkrutan perusahaan yang tengah berlangsung.
Krisis yang melanda KTM diduga besar akibat kesalahan dalam manajemen produksi. Meskipun permintaan pasar menurun, perusahaan tetap memproduksi motor secara masif, yang menyebabkan biaya penyimpanan melonjak dan menguras likuiditas hingga €440 juta antara Januari 2023 dan Oktober 2024. Ironisnya, pada 2023, penjualan KTM sempat meroket, namun mereka gagal membaca tren pasar yang menurun pada tahun berikutnya, seperti yang disampaikan Der Standard.
Kondisi ini semakin memburuk dengan fokus KTM yang terlalu kuat pada lini motor premium, seperti yang terlihat di pameran EICMA 2024. Motor dengan harga mencapai US$20.000 dinilai tidak terjangkau oleh banyak konsumen, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sementara itu, segmen motor kecil yang lebih terjangkau kurang mendapat perhatian, meskipun memiliki potensi besar untuk meningkatkan penjualan.
Di tengah krisis ini, Bajaj, mitra lama KTM asal India, muncul sebagai kandidat yang dapat menyuntikkan dana untuk membantu KTM keluar dari kesulitan finansial. Namun, selain dukungan dana, KTM juga perlu memperbaiki strategi pemasaran untuk kembali menggaet pasar.
Beberapa pihak, seperti Rideapart, memprediksi KTM akan terpaksa memangkas harga motor secara besar-besaran untuk menghabiskan stok yang ada. Langkah ini dianggap sebagai solusi darurat untuk meringankan beban finansial perusahaan dalam jangka pendek.
Namun, masa depan KTM masih belum jelas. Dengan 265.000 unit motor yang belum terjual, langkah strategis yang matang sangat diperlukan agar KTM bisa kembali membangun kepercayaan pasar dan menghindari kebangkrutan lebih lanjut.