Ekspor Kendaraan Elektrifikasi Toyota Indonesia 2024 Naik 111%, Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross Jadi Andalan

Toyota Indonesia mencatatkan lonjakan ekspor kendaraan elektrifikasi buatan dalam negeri sepanjang tahun 2024, dengan kenaikan hingga 111%, mencapai 18.553 unit, dari sebelumnya 8.792 unit pada 2023. Peningkatan ini didorong oleh permintaan global terhadap dua model kendaraan elektrifikasi, yakni Kijang Innova Zenix Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Yaris Cross HEV, yang masing-masing terjual sebanyak 11.790 unit dan 6.763 unit.

Kedua model ini diproduksi di Pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang Plant 1 dan diekspor ke berbagai negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, menekankan bahwa minat konsumen terhadap kendaraan elektrifikasi mencerminkan perhatian terhadap isu perubahan iklim dan perlindungan lingkungan.

Selain itu, Bob Azam juga mengungkapkan bahwa sektor otomotif Indonesia harus menjadi garda depan dalam pengembangan ekosistem kendaraan elektrifikasi untuk memenuhi permintaan global, terutama di era transisi energi. Toyota Indonesia mengimplementasikan strategi multi-jalur guna menjawab beragam kebutuhan teknologi kendaraan dan mendukung pertumbuhan industri otomotif nasional.

Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Toyota Indonesia mengekspor 276.089 unit kendaraan T-brand sepanjang 2024, meskipun ada penurunan sebesar 5% dibandingkan dengan ekspor 290.772 unit pada tahun 2023. Sejak 2019, Toyota Indonesia secara konsisten menyumbang sekitar 61% dari total ekspor kendaraan utuh (Completely Built Up/CBU) dari Indonesia.

Toyota Indonesia kini mengirimkan kendaraan ke lebih dari 80 negara dan selain kendaraan utuh, juga mengekspor kendaraan dalam bentuk terurai (Completely Knock Down/CKD), mesin, komponen, serta alat pendukung produksi. Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, menyebutkan bahwa pencapaian ini berkat kerja sama erat dengan seluruh rantai pasok dan Industri Kecil dan Menengah (IKM), serta komitmen untuk menjaga Indonesia sebagai basis produksi global.

Toyota Indonesia juga mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, melalui pengembangan berbagai jenis kendaraan elektrifikasi, seperti Battery Electric Vehicle (BEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), serta kendaraan dengan mesin pembakaran internal (ICE) yang ramah lingkungan.

Nandi menambahkan, selain kendaraan elektrifikasi, model Veloz dan Fortuner juga berkontribusi signifikan terhadap angka ekspor Toyota Indonesia, dengan total 110.714 unit kendaraan dalam setahun. Toyota Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan daya saing produk dan kompetensi SDM domestik, serta memperluas jangkauan ekspor ke negara-negara non-tradisional. Perusahaan ini juga berfokus pada pengembangan kendaraan konversi dan aksesoris untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Toyota Indonesia menargetkan untuk mempertahankan kinerja ekspor yang sama pada tahun 2025 sambil terus mengoptimalkan potensi pasar dan memperluas jangkauan ekspor kendaraan T-brand.

Toyota Rush GR: Pilihan Terakhir Mobil Keluarga Tangguh dengan Daya Tahan Tinggi

Saat berbicara tentang mobil keluarga yang cocok untuk pelesiran, Toyota Rush GR 2024 menjadi pilihan utama yang tidak bisa diabaikan. Dikenal dengan interior yang lapang, cocok untuk 7 orang, dan ground clearance tinggi, Toyota Rush GR memadukan performa yang optimal dengan konsumsi bahan bakar yang efisien. Mesin 1.500 cc dan penggerak roda belakang menjadi keunggulan tersendiri, menawarkan kenyamanan perjalanan jarak jauh dengan performa stabil.

Namun, mengapa Toyota Rush GR tetap menjadi pilihan terakhir di segmennya, meskipun sudah banyak mobil lain yang beralih ke penggerak roda depan? Mari kita ulas lebih lanjut.

Penggerak Roda Belakang: Keunggulan dalam Kemampuan Menanjak
Sebagai mobil yang masih setia menggunakan penggerak roda belakang (RWD), Toyota Rush menawarkan kelebihan yang tidak dimiliki banyak kompetitornya. Penggerak roda belakang memberikan distribusi bobot yang lebih merata, sehingga menghasilkan daya cengkeram yang maksimal saat mobil melintasi jalan menanjak atau medan yang lebih berat. Hal ini menjadikan Toyota Rush GR pilihan tepat bagi yang menginginkan daya tahan lebih pada perjalanan jauh atau medan berbukit.

Transmisi Otomatis yang Tangguh
Berbeda dengan kendaraan yang menggunakan CVT (Continuously Variable Transmission), Toyota Rush GR menggunakan transmisi otomatis konvensional dengan rasio gigi tetap. Keunggulannya, transmisi ini terbukti lebih tahan lama dan dapat diandalkan untuk menahan torsi mesin yang lebih besar. Walaupun rasio gigi yang digunakan hanya 4 percepatan, transmisi ini lebih optimal dalam hal ketahanan dibandingkan CVT yang menggunakan sistem belt yang lebih rentan.

Namun, penggunaan transmisi otomatis konvensional ini berpengaruh pada konsumsi bahan bakar yang sedikit lebih boros dibandingkan CVT. Meski demikian, Toyota Rush GR tetap mengadopsi mesin 2NR-FE 1.496 cc dengan teknologi Dual VVT-i, menghasilkan tenaga 104 PS dan torsi 136 Nm. Ditambah dengan fitur Idling Start-Stop (ISS), konsumsi bahan bakar Toyota Rush GR menjadi lebih irit. Dalam uji coba rute sejauh 575,5 km, mobil ini mampu mencatatkan angka konsumsi bahan bakar rata-rata 11,9 km/l, cukup efisien untuk mobil keluarga.

Aki Berkualitas untuk Performa Maksimal
Fitur Idling Start-Stop (ISS) membutuhkan aki khusus yang mampu menyimpan energi lebih besar, meskipun tampaknya mirip dengan aki pada umumnya. Aki jenis M 42 R yang digunakan memiliki Cold Cranking Amps (CCA) hingga 310 A, yang memastikan kendaraan dapat dinyalakan dengan mudah meski dalam kondisi dingin. Aki ini memang lebih mahal, dengan harga pasar berkisar antara Rp 1,4 juta hingga Rp 2,4 juta, namun memiliki daya tahan yang lebih lama.

Pilihan Terbaik untuk Mobil Keluarga Tangguh
Dengan kombinasi penggerak roda belakang, transmisi otomatis konvensional, dan mesin yang efisien, Toyota Rush GR menjadi pilihan terakhir bagi mereka yang mencari mobil keluarga tangguh dengan daya tahan lebih dari 5 tahun. Mobil ini cocok bagi mereka yang membutuhkan kendaraan andal untuk perjalanan jauh bersama keluarga tanpa khawatir akan keandalan mesin dan kenyamanan berkendara.

Peluang Baru Toyota Indonesia: Efek Positif Insentif Pajak Vietnam pada Ekspor Mobil

Penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk berbagai barang di Vietnam, termasuk mobil, memberikan dampak positif bagi Toyota Indonesia. Kebijakan tersebut mendorong peningkatan ekspor mobil rakitan Toyota dari Indonesia ke Vietnam.

Bob Azam, Vice President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), mengungkapkan bahwa volume ekspor mobil Indonesia secara keseluruhan pada periode Januari-November 2024 relatif stagnan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Namun, ekspor mobil Toyota buatan Indonesia justru tumbuh sekitar 20 persen secara tahunan. Bob menilai kebijakan insentif PPN dari pemerintah Vietnam menjadi salah satu faktor kunci peningkatan ini.

Sejak 1 Juli 2023, pemerintah Vietnam menurunkan PPN dari 10 persen menjadi 8 persen untuk merangsang konsumsi domestik dan daya beli masyarakat. Insentif ini diperpanjang hingga akhir 2024, yang berkontribusi pada naiknya ekspor mobil dari Indonesia ke negara tersebut.

Berdasarkan data Gaikindo, total ekspor mobil utuh (completely built up/CBU) dari Indonesia pada 11 bulan pertama tahun 2024 mencapai 428.597 unit, turun 8,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 468.685 unit. Namun, ekspor CBU Toyota berhasil menyumbang sekitar 250 ribu unit dalam periode tersebut, termasuk 16 ribu unit kendaraan elektrifikasi seperti Toyota Kijang Innova Zenix hybrid dan Toyota Yaris Cross hybrid.

Menurut Nandi Julyanto, President Director TMMIN, mobil-mobil Toyota yang diekspor dari Indonesia tersebar ke sekitar 80 negara, termasuk wilayah Asia Tenggara, Asia, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Untuk meningkatkan volume ekspor dan memperluas negara tujuan, Toyota melakukan promosi melalui berbagai pameran internasional dan bekerja sama dengan kedutaan besar Indonesia di berbagai negara.

Contohnya, Toyota memanfaatkan pameran dagang di Peru pada September 2024 untuk memperkenalkan produknya. Selain itu, Toyota juga berkolaborasi dengan kementerian terkait untuk membuka peluang perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara-negara seperti Meksiko. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing biaya ekspor produk Toyota.

Nandi berharap inisiatif ini dapat mendorong pertumbuhan ekspor Toyota dari Indonesia ke lebih banyak negara dan dengan volume yang lebih besar di masa mendatang.