Saber Industries Angkat Potensi Modifikasi Indonesia di Osaka Auto Messe 2025

Saber Industries menunjukkan komitmennya dalam mendukung industri modifikasi Indonesia melalui partisipasi dalam kampanye Great of Indonesia yang digagas oleh National Modificator & Aftermarket Association (NMAA). Kampanye ini bertujuan mempromosikan produk aftermarket lokal ke kancah internasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan baru di industri otomotif global.

Sebagai salah satu sponsor utama, Saber Industries mengambil peran penting dalam membawa karya kreatif para modifikator Indonesia ke ajang bergengsi Osaka Auto Messe 2025. Langkah ini menjadi bukti bahwa produk aftermarket buatan anak bangsa mampu bersaing di pasar internasional.

“Keikutsertaan Saber Industries dalam kampanye ini menunjukkan bahwa karya otomotif Indonesia memiliki daya saing tinggi di panggung global,” ujar Vincent C. Mergonoto dari Saber Industries, Senin (20/1/2025).

Dalam pameran tersebut, Saber Industries akan menampilkan berbagai produk unggulan, termasuk teknologi pencahayaan terkini seperti lampu LED dan Mini Projector yang dirancang dengan teknologi Bi-LED Projector. Produk-produk andalan seperti Rain Breaker, Cut-Off tegas, dan Matrix LED Control Module juga akan dipamerkan. Lampu-lampu ini dirancang untuk memberikan kombinasi terbaik antara kualitas, efisiensi energi, dan desain estetis, yang sangat diminati oleh pasar global.

Modifikator Jepang, yang dikenal kreatif dan selektif dalam memilih produk aftermarket, menjadi salah satu target utama kampanye ini. Saber Industries optimistis bahwa produk mereka dapat memenuhi standar tinggi para modifikator di Jepang, baik dari segi estetika maupun fungsionalitas.

Dukungan dari Saber Industries dan NMAA memainkan peran besar dalam mendorong produk-produk aftermarket lokal untuk bersinar di pasar internasional. Dengan memadukan kreativitas, inovasi teknologi, dan kepatuhan terhadap regulasi, industri modifikasi lampu mobil Indonesia semakin menunjukkan potensinya.

“Dengan membawa teknologi pencahayaan unggulan yang dirancang di Indonesia, kami siap memukau pasar Jepang dan membuktikan kualitas produk dalam negeri. Langkah ini juga diharapkan dapat mengharumkan nama bangsa,” pungkas Vincent.

Perubahan Lanskap Mobil Premium: Dominasi Baru Pabrikan China di Pasar Meksiko

Persepsi tentang mobil premium telah mengalami perubahan signifikan dari waktu ke waktu. Di masa lalu, mobil Jepang sering dianggap inferior dibandingkan mobil Eropa. Namun, merek seperti Lexus berhasil mematahkan stigma ini, menjadi simbol kesuksesan mobil premium Jepang.

Kini, situasi serupa terlihat dengan pabrikan mobil asal China. Di pasar Amerika Serikat (AS), mobil-mobil buatan China dihargai lebih mahal akibat tarif impor yang tinggi, kecuali jika produsen memilih membangun pabrik lokal. Sementara itu, di Meksiko, mobil-mobil premium dari merek Eropa seperti Mercedes-Benz dan BMW telah lama menjadi pemain dominan.

Namun, konsumen kini mulai bergeser ke merek China berkat kombinasi harga terjangkau, teknologi canggih, dan kenyamanan. Berdasarkan data Asosiasi Distributor Otomotif Meksiko (AMDA), penjualan mobil mewah dari Januari hingga November mengalami penurunan 8,1 persen. Merek-merek seperti Audi dan Mercedes-Benz masing-masing mencatat penurunan hingga 21,9 persen dan 9,8 persen, sementara BMW tetap stagnan.

Sebaliknya, pabrikan China menunjukkan tren positif. Motornation, yang membawa merek BAIC, JMC, dan Changan, mencatat kenaikan penjualan 8,8 persen. Jetour bahkan berhasil mencatat lonjakan penjualan hingga 131 persen, membuat pabrikan China kini menguasai 9,3 persen pangsa pasar mobil Meksiko.

Selain itu, insentif berupa pembebasan tarif impor kendaraan listrik di Meksiko hingga tahun 2023 dimanfaatkan secara optimal oleh pabrikan seperti BYD dan Zeekr. Mereka menawarkan berbagai pilihan kendaraan listrik, mulai dari model terjangkau seharga 17.000 dolar AS (sekitar Rp275,4 juta) hingga mobil mewah dengan harga mencapai 50.000 dolar AS (sekitar Rp810 juta).

Dengan fleksibilitas harga yang mencakup berbagai segmen pasar, mobil-mobil asal China mampu menawarkan solusi bagi konsumen di semua level. Di sisi lain, merek premium tradisional seperti Mercedes-Benz dan BMW menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan dalam persaingan ini.

Perubahan ini mencerminkan dinamika pasar yang semakin menghargai keterjangkauan tanpa mengorbankan kualitas. Jalanan Meksiko kini menjadi bukti nyata transformasi ini, di mana SUV dan pikap berlogo pabrikan China berdampingan dengan merek-merek global yang sudah mapan.

Pertanyaannya sekarang adalah seberapa lama tren ini akan bertahan, mengingat tantangan politik dan reputasi yang terus diuji. Inovasi dan strategi adaptasi merek-merek tradisional akan menentukan masa depan mereka di Meksiko dan di panggung global.