iShowSpeed Terpukau oleh Mobil Listrik Cina yang Bisa “Menari” dan Melompat

YouTuber asal Amerika Serikat, iShowSpeed, dibuat takjub saat melakukan tur ke China dan Mongolia. Dalam kunjungannya, ia melihat langsung kecanggihan teknologi otomotif buatan China, khususnya mobil listrik BYD Yangwang U9 yang membuatnya benar-benar terkejut. Mobil ini bukan hanya sekadar kendaraan, tetapi menghadirkan pengalaman futuristik yang membuat iShowSpeed terperangah.

Salah satu momen yang paling membuatnya kagum adalah ketika mobil tersebut memamerkan kemampuan parkir otomatisnya. Ia melihat sendiri bagaimana mobil itu bisa berputar dan memarkirkan dirinya tanpa bantuan manusia. Kekagumannya makin memuncak saat mobil silver itu memperlihatkan fitur unik lainnya, yakni gerakan naik turun seperti sedang melompat. Reaksinya spontan dan penuh kekaguman, “Oh, sial! Ini tidak mungkin! Kenapa mobilnya bisa bergerak sendiri, sih?” ucapnya.

Mobil Yangwang U9 memang dilengkapi dengan teknologi canggih. Menggunakan platform e4 dan sistem suspensi Disus X dari BYD, kendaraan ini mampu melaju dengan tiga roda, melakukan lompatan, hingga bergerak seolah sedang menari. Dari segi performa, mobil ini juga luar biasa, dengan empat motor elektrik yang menghasilkan 1.287 hp dan torsi mencapai 1.680 Nm. Akselerasinya dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam 2 detik, ditunjang baterai 80 kWh yang dapat menempuh jarak hingga 465 km. Menariknya, pengisian daya dari 30% ke 80% hanya butuh waktu 10 menit dengan sistem pengecasan 500 kW.

XPeng dan Denza Ramaikan Pasar Mobil Listrik Indonesia

Industri otomotif Indonesia kini kembali kedatangan pemain baru di segmen kendaraan listrik. Kali ini, XPeng, produsen mobil listrik asal China, resmi memasuki pasar Tanah Air dengan memperkenalkan dua model andalannya, yakni MPV listrik XPeng X9 dan SUV XPeng G9. Kehadiran XPeng di Indonesia berada di bawah naungan Erajaya Active Lifestyle (ERAL) sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Kedua model tersebut diharapkan menjadi fokus utama pabrikan pada paruh kedua tahun ini untuk bersaing di segmen kendaraan ramah lingkungan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah menyatakan bahwa pemerintah Indonesia terus mendukung berbagai pilihan teknologi yang dapat mempercepat pertumbuhan industri otomotif nasional, selama tetap berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. Pernyataan ini disampaikan saat acara peresmian Karawang Assembly Plant 2 milik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang Timur, Jawa Barat, pada Kamis (27/2/2025).

Selain XPeng, sub-brand kendaraan premium dari BYD ini, yaitu Denza, juga turut meramaikan pasar otomotif Indonesia dengan debutnya di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025. Meski baru pertama kali tampil, Denza langsung menarik perhatian dengan memasarkan MPV listrik premium Denza D9 serta memamerkan model sporty Denza Z9 GT. Kehadiran dua merek asal China ini semakin mempertegas persaingan di industri kendaraan listrik Indonesia yang terus berkembang pesat.

Denza N9 Siap Meluncur Maret 2025, SUV Mewah dengan Teknologi Canggih dan Performa Gahar

General Manager Denza BYD, Zhao Changjiang, mengonfirmasi bahwa SUV terbaru mereka, Denza N9, akan resmi diluncurkan pada Maret tahun ini. Konsumen yang tertarik sudah bisa melakukan pemesanan lebih awal.

Meskipun peluncuran resminya masih beberapa bulan lagi, laporan dari CarNewsChina menyebutkan bahwa unit Denza N9 sudah mulai dikirim ke berbagai diler resmi di China. Unit-unit ini disediakan bagi calon pembeli yang ingin melakukan uji coba sebelum memutuskan untuk membeli.

Denza N9 merupakan SUV ukuran penuh dengan dimensi yang impresif: panjang 5.258 mm, lebar 2.030 mm, tinggi 1.830 mm, dan jarak sumbu roda mencapai 3.125 mm. SUV ini berbagi platform dengan Denza Z9 dan D9, yaitu platform e³ BYD, yang memungkinkan fitur-fitur inovatif seperti kemampuan berkendara menyamping layaknya kepiting serta sistem kemudi roda belakang yang canggih.

Bagian interiornya dirancang untuk kenyamanan maksimal dengan tiga layar besar, layar HUD, setir multifungsi empat jari-jari, serta sistem kontrol suara. Tak hanya itu, kendaraan ini juga dilengkapi tuas transmisi elektronik, pengisian daya nirkabel ganda, layar atap, lemari es, dua kursi independen di baris kedua, serta sunroof panorama untuk pengalaman berkendara yang lebih premium.

Denza N9 varian PHEV ditenagai oleh mesin bensin berdaya 152 kW yang dikombinasikan dengan tiga motor listrik berkapasitas 200 kW, 240 kW, dan 240 kW, menghasilkan total tenaga hingga 680 kW. Menariknya, BYD baru saja mengonfirmasi bahwa jarak tempuh listrik murni dari model hibrida ini dapat mencapai lebih dari 200 km, lebih jauh dari angka yang sebelumnya diumumkan, yaitu 165 km.

Pada tahap awal, Denza N9 hanya akan tersedia dalam varian plug-in hybrid (PHEV). Sementara itu, versi full listrik dikabarkan akan menyusul dalam waktu dekat.

BYD Pecahkan Rekor! Penjualan Kendaraan Listrik Melonjak Drastis di Awal 2025

Produsen otomotif asal China, Build Your Dreams (BYD), mencatatkan pencapaian luar biasa pada Januari 2025 dengan total penjualan 300.538 unit kendaraan listrik. Angka ini menunjukkan lonjakan sebesar 47,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurut laporan CarNewsChina pada Minggu (2/2), BYD berhasil menjual 125.377 unit kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), meningkat 19,1 persen dari Januari 2024 untuk segmen kendaraan penumpang. Sementara itu, kendaraan plug-in hybrid (PHEV) mengalami lonjakan signifikan dengan total penjualan 171.069 unit, naik 78,7 persen dari tahun sebelumnya, mengukuhkan posisi BYD sebagai pemimpin di pasar otomotif China.

Di sektor kendaraan komersial, perusahaan yang berbasis di Shenzhen, Guangdong, ini berhasil menjual 4.092 unit. Sementara dari sisi produksi, BYD mencatatkan output sebanyak 327.864 unit kendaraan pada Januari 2025, meningkat 49,1 persen dari tahun lalu. Perusahaan juga memasang kapasitas baterai sebesar 15.511 GWh untuk kendaraan listriknya.

Tak hanya di pasar domestik, ekspor kendaraan BYD juga mencetak rekor baru dengan pengiriman sebanyak 66.336 unit, melonjak 83,3 persen dari tahun sebelumnya.

Penjualan dari lini kendaraan BYD yang meliputi Denza, Fang Cheng Bao, dan Yangwang juga menunjukkan performa positif. Merek premium Yangwang berhasil menjual 286 unit kendaraan, yang mencakup SUV U8 dengan fitur water floating dan supercar U9 yang memiliki teknologi dancing mode. Sementara itu, Fang Cheng Bao mencatatkan penjualan 6.219 unit, naik 19,5 persen dibandingkan tahun lalu. Denza, yang sebelumnya merupakan perusahaan patungan dengan Mercedes-Benz, membukukan penjualan 11.720 unit, meningkat 29,2 persen.

Dengan pencapaian ini, BYD terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam industri kendaraan listrik global.

Toyota Pertahankan Takhta Produsen Mobil Terlaris 2024, BYD Lampaui Honda, Nissan, dan Suzuki!

Toyota Motor Corp. berhasil mempertahankan posisinya sebagai produsen mobil dengan penjualan tertinggi di dunia untuk tahun kelima berturut-turut pada 2024. Meskipun mengalami penurunan sebesar 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, grup Toyota—yang mencakup Daihatsu Motor Co. dan Hino Motors Ltd.—tetap mencatat total penjualan global mencapai 10,82 juta unit.

Keberhasilan Toyota sebagian besar didukung oleh permintaan tinggi terhadap kendaraan hibrida. Di sisi lain, pesaing terdekatnya, Volkswagen AG dari Jerman, mencatat penjualan sebesar 9,03 juta unit, sementara Hyundai Motor Group dari Korea Selatan, termasuk Kia Corp., berhasil menjual sekitar 7,23 juta unit.

Sementara itu, produsen mobil listrik asal China, BYD Co., mencatat pertumbuhan signifikan dengan penjualan 4,27 juta unit, meningkat 41,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini membuat BYD berhasil melampaui Honda (3,81 juta unit), Nissan (3,35 juta unit), dan Suzuki (3,25 juta unit), menandai dominasinya di pasar kendaraan listrik dengan harga terjangkau.

Meskipun masih memimpin, Toyota menghadapi tantangan, termasuk skandal sertifikasi di Jepang yang menyebabkan penghentian produksi beberapa model dan berkontribusi pada penurunan 1,4 persen dalam penjualannya menjadi 10,16 juta unit. Di pasar domestik Jepang, penjualan anjlok 13,8 persen menjadi 1,44 juta unit.

Berdasarkan wilayah, Toyota mengalami pertumbuhan di Amerika Utara (naik 4,3 persen menjadi 2,73 juta unit) dan Eropa (naik 3,6 persen menjadi 1,17 juta unit), berkat tingginya permintaan untuk model seperti RAV4 dan C-HR. Sebaliknya, di China, Toyota mengalami penurunan 6,9 persen menjadi 1,78 juta unit akibat persaingan harga yang semakin ketat.

Keberhasilan Toyota dalam mempertahankan posisinya di pasar global tidak lepas dari lonjakan penjualan kendaraan hibrida, yang meningkat 21,1 persen menjadi 4,14 juta unit. Sementara itu, meskipun tren kendaraan listrik murni (EV) mulai meredup secara global, Toyota masih mencatat pertumbuhan 34,5 persen dalam penjualan EV, dengan total 139.892 unit terjual.

Di sisi produksi, grup Toyota mengalami penurunan 7,8 persen menjadi 10,62 juta unit, dengan produksi Toyota sendiri turun 5,1 persen menjadi 9,52 juta unit. Beberapa model populer seperti Yaris Cross terpaksa dihentikan produksinya akibat ketidakpatuhan terhadap standar pengujian kendaraan yang ditetapkan pemerintah.

Secara keseluruhan, delapan produsen mobil utama Jepang mencatat penurunan total penjualan global sebesar 1,1 persen menjadi 24,53 juta unit pada 2024, sementara produksi mereka turun 6,6 persen menjadi 24,10 juta unit.

BYD Mengalahkan Toyota di Pasar Kendaraan Listrik Jepang pada 2024!

Penurunan penjualan kendaraan listrik di Jepang ini memberikan gambaran yang cukup signifikan mengenai tantangan yang dihadapi oleh produsen kendaraan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Meskipun BYD berhasil meraih kesuksesan yang luar biasa dengan kenaikan penjualan yang pesat, situasi ini justru menjadi tantangan bagi Toyota dan produsen Jepang lainnya yang mendominasi pasar otomotif global selama beberapa dekade.

Beberapa faktor yang turut mempengaruhi penurunan penjualan kendaraan listrik di Jepang, menurut Asosiasi Dealer Mobil Jepang, adalah ketatnya persaingan, kurangnya insentif yang menarik untuk kendaraan listrik di dalam negeri, serta kekhawatiran terkait infrastruktur pengisian daya yang belum merata di berbagai wilayah Jepang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Jepang yang pada umumnya masih ragu untuk beralih ke kendaraan listrik secara massal.

Namun, meskipun penjualan kendaraan listrik menurun secara keseluruhan, pemerintah Jepang tetap berkomitmen untuk mendorong peralihan menuju mobil ramah lingkungan dengan berbagai kebijakan dan insentif. Pemerintah berencana untuk meningkatkan infrastruktur pengisian daya dan memberikan subsidi lebih banyak bagi konsumen yang membeli kendaraan listrik.

Toyota sendiri berkomitmen untuk memperbaiki kinerja mereka di sektor kendaraan listrik dengan memperkenalkan model-model baru yang lebih efisien dan terjangkau. Selain itu, mereka juga mengembangkan teknologi kendaraan hibrida dan sel bahan bakar hidrogen yang diharapkan dapat mengimbangi dominasi BYD di pasar kendaraan listrik.

Dari sisi konsumen, semakin banyak yang tertarik untuk beralih ke kendaraan listrik berkat semakin berkembangnya kesadaran akan pentingnya pengurangan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi. Kendati demikian, pembelian kendaraan listrik di Jepang tetap memerlukan waktu untuk mencapai titik optimal, di mana permintaan akan kendaraan listrik dapat mengimbangi penurunan penjualan kendaraan konvensional.

Perlombaan menuju kendaraan masa depan masih panjang, dan dengan adanya peningkatan persaingan, baik antara perusahaan-perusahaan Jepang maupun produsen kendaraan listrik global, pasar otomotif Jepang akan terus berkembang dan bertransformasi, menyesuaikan dengan tren global yang semakin mengarah pada keberlanjutan dan efisiensi energi.

Perubahan Lanskap Mobil Premium: Dominasi Baru Pabrikan China di Pasar Meksiko

Persepsi tentang mobil premium telah mengalami perubahan signifikan dari waktu ke waktu. Di masa lalu, mobil Jepang sering dianggap inferior dibandingkan mobil Eropa. Namun, merek seperti Lexus berhasil mematahkan stigma ini, menjadi simbol kesuksesan mobil premium Jepang.

Kini, situasi serupa terlihat dengan pabrikan mobil asal China. Di pasar Amerika Serikat (AS), mobil-mobil buatan China dihargai lebih mahal akibat tarif impor yang tinggi, kecuali jika produsen memilih membangun pabrik lokal. Sementara itu, di Meksiko, mobil-mobil premium dari merek Eropa seperti Mercedes-Benz dan BMW telah lama menjadi pemain dominan.

Namun, konsumen kini mulai bergeser ke merek China berkat kombinasi harga terjangkau, teknologi canggih, dan kenyamanan. Berdasarkan data Asosiasi Distributor Otomotif Meksiko (AMDA), penjualan mobil mewah dari Januari hingga November mengalami penurunan 8,1 persen. Merek-merek seperti Audi dan Mercedes-Benz masing-masing mencatat penurunan hingga 21,9 persen dan 9,8 persen, sementara BMW tetap stagnan.

Sebaliknya, pabrikan China menunjukkan tren positif. Motornation, yang membawa merek BAIC, JMC, dan Changan, mencatat kenaikan penjualan 8,8 persen. Jetour bahkan berhasil mencatat lonjakan penjualan hingga 131 persen, membuat pabrikan China kini menguasai 9,3 persen pangsa pasar mobil Meksiko.

Selain itu, insentif berupa pembebasan tarif impor kendaraan listrik di Meksiko hingga tahun 2023 dimanfaatkan secara optimal oleh pabrikan seperti BYD dan Zeekr. Mereka menawarkan berbagai pilihan kendaraan listrik, mulai dari model terjangkau seharga 17.000 dolar AS (sekitar Rp275,4 juta) hingga mobil mewah dengan harga mencapai 50.000 dolar AS (sekitar Rp810 juta).

Dengan fleksibilitas harga yang mencakup berbagai segmen pasar, mobil-mobil asal China mampu menawarkan solusi bagi konsumen di semua level. Di sisi lain, merek premium tradisional seperti Mercedes-Benz dan BMW menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan dalam persaingan ini.

Perubahan ini mencerminkan dinamika pasar yang semakin menghargai keterjangkauan tanpa mengorbankan kualitas. Jalanan Meksiko kini menjadi bukti nyata transformasi ini, di mana SUV dan pikap berlogo pabrikan China berdampingan dengan merek-merek global yang sudah mapan.

Pertanyaannya sekarang adalah seberapa lama tren ini akan bertahan, mengingat tantangan politik dan reputasi yang terus diuji. Inovasi dan strategi adaptasi merek-merek tradisional akan menentukan masa depan mereka di Meksiko dan di panggung global.

BYD Siap Goda Pelanggan Dengan Peluncuran Tang L Dan Han L Di 2025

BYD, produsen mobil listrik terkemuka asal China, mengungkapkan rencana peluncuran dua model baru yang sangat dinantikan: Tang L SUV dan Han L sedan. Teaser yang dirilis oleh perusahaan menunjukkan desain modern dan fitur canggih dari kedua kendaraan ini, yang diharapkan dapat menarik perhatian pelanggan di pasar otomotif global.

Teaser yang dibagikan BYD melalui media sosial menunjukkan bahwa Tang L dan Han L dilengkapi dengan teknologi LiDAR yang terintegrasi. Fitur ini merupakan inovasi baru untuk model-model ini, yang akan meningkatkan kemampuan mengemudi otomatis dan keselamatan. LiDAR berfungsi untuk memetakan lingkungan sekitar kendaraan secara akurat, memungkinkan sistem ADAS (Advanced Driver Assistance Systems) beroperasi dengan lebih efektif.

Model Tang dan Han merupakan bagian dari lini produk Dynasty BYD yang telah terbukti sukses di pasar. Pada tahun 2024, penjualan Tang mencapai 153.365 unit, sementara keluarga Han mencatat penjualan sebesar 258.452 unit. Angka-angka ini menunjukkan popularitas kedua model tersebut di kalangan konsumen, dan peluncuran varian baru diharapkan dapat memperkuat posisi BYD di pasar kendaraan listrik.

Tang L dan Han L akan tersedia dalam varian plug-in hybrid (PHEV) serta versi listrik murni (EV). Model-model ini dijadwalkan menggunakan teknologi terbaru dari BYD, termasuk sistem DM 5.0 PHEV yang efisien. Dengan begitu, pelanggan memiliki opsi untuk memilih antara performa tinggi atau efisiensi energi sesuai kebutuhan mereka.

Peluncuran Tang L dan Han L juga merupakan bagian dari strategi ekspansi global BYD. Perusahaan berkomitmen untuk memperluas jangkauannya ke pasar internasional, termasuk Australia dan Eropa. Dengan menghadirkan model-model inovatif ini, BYD berharap dapat bersaing dengan merek-merek otomotif terkemuka lainnya di segmen kendaraan listrik.

Dengan pengumuman peluncuran Tang L dan Han L, tahun 2025 tampak menjanjikan bagi BYD dalam upayanya untuk mendominasi pasar mobil listrik. Kedua model ini tidak hanya menawarkan desain yang menarik tetapi juga teknologi canggih yang meningkatkan pengalaman berkendara. Semua mata kini tertuju pada bagaimana Tang L dan Han L akan diterima oleh konsumen dan dampaknya terhadap industri otomotif global.

China Siap Rebut Dominasi Pasar Kendaraan Listrik Global pada 2025!

Pada tahun 2025, China diprediksi akan mencetak sejarah baru dalam industri kendaraan listrik (EV) dengan mengalahkan penjualan kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) untuk pertama kalinya. Ini menjadi tonggak penting dalam transisi energi bersih global. Seorang analis industri otomotif menyatakan bahwa ini adalah titik balik besar bagi pasar mobil terbesar di dunia, dengan China memimpin adopsi EV, sementara negara-negara Barat masih menghadapi berbagai tantangan.

Proyeksi penjualan kendaraan listrik di China menunjukkan pertumbuhan sebesar 20% pada 2025, dengan total penjualan diperkirakan melampaui 12 juta unit, sementara penjualan kendaraan ICE diprediksi turun lebih dari 10%, menjadi kurang dari 11 juta unit. Di Eropa dan Amerika Serikat, meskipun ada minat terhadap EV, situasi masih bercampur karena faktor suku bunga tinggi dan inflasi yang mempengaruhi keputusan konsumen.

Beberapa faktor utama yang mendukung dominasi kendaraan listrik di China adalah kebijakan subsidi pemerintah yang mendorong penjualan EV, serta persaingan ketat di pasar domestik dengan produsen seperti BYD yang menawarkan harga lebih terjangkau berkat strategi pemotongan harga yang agresif. Harga EV yang semakin terjangkau juga berperan penting dalam mempercepat adopsi di kalangan konsumen.

Meskipun Tesla juga menurunkan harga produknya di China, perusahaan tersebut menghadapi tantangan, dengan pendapatan mereka turun 3,1% pada paruh pertama tahun 2024 menjadi USD 46,8 miliar. Namun, pada Desember 2024, Tesla China mencatatkan penjualan mingguan tertinggi mereka di kuartal keempat dengan 21.900 unit EV terjual.

Namun, ekspansi global produsen EV China menghadapi hambatan, terutama dengan tarif yang tinggi yang diberlakukan di pasar Eropa dan Amerika, yang mempersulit ekspansi kendaraan listrik China ke pasar-pasar tersebut.

Masuk Pasar Otomotif Indonesia Tahun Depan Ini Spesifikasi Dari Mobil Premium BYD Denza D9

Pada 6 Desember 2024, BYD, salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di China, mengumumkan rencana mereka untuk meluncurkan mobil premium mereka, Denza D9, ke pasar otomotif Indonesia pada tahun depan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi BYD untuk memperluas jangkauan pasar mereka di Asia Tenggara, setelah sukses di pasar China dan beberapa negara Eropa. Denza D9 diperkirakan akan menjadi pilihan menarik bagi konsumen Indonesia yang tertarik dengan mobil listrik premium.

Denza D9 memiliki desain yang elegan dan modern, dengan garis bodi yang aerodinamis dan grille depan yang khas. Dengan panjang sekitar 5 meter dan lebar 1,9 meter, D9 dirancang untuk memberikan kenyamanan dan ruang kabin yang luas, cocok untuk keluarga. Mobil ini memiliki kesan premium yang sangat kental dengan penggunaan material berkualitas tinggi pada interior, serta teknologi lampu depan LED Matrix yang memberikan tampilan futuristik.

Denza D9 dibekali dengan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga hingga 500 tenaga kuda, memungkinkan akselerasi yang halus dan responsif. Dengan baterai berkapasitas besar, mobil ini dapat menempuh jarak hingga 600 km dalam satu kali pengisian penuh, menjadikannya pilihan yang ideal untuk perjalanan jarak jauh. Teknologi pengisian cepat juga menjadi salah satu keunggulan, memungkinkan baterai terisi hingga 80% hanya dalam waktu sekitar 30 menit.

Mobil ini dilengkapi dengan berbagai fitur canggih, seperti sistem infotainment layar sentuh besar, konektivitas 5G, serta dukungan untuk asisten suara canggih. Denza D9 juga menawarkan berbagai sistem bantuan pengemudi, termasuk pengemudian otonom level 2, sistem parkir otomatis, dan pengawasan keselamatan 360 derajat. Fitur-fitur ini bertujuan untuk memberikan pengalaman berkendara yang aman dan nyaman.

Meski harga resmi Denza D9 untuk pasar Indonesia belum diumumkan, diperkirakan mobil ini akan dibanderol di kisaran harga Rp1,5 hingga Rp2 miliar, sebanding dengan fitur dan kemewahan yang ditawarkan. Kehadiran Denza D9 di pasar Indonesia diharapkan dapat memberikan pilihan baru di segmen mobil listrik premium dan bersaing dengan merek-merek ternama lainnya yang sudah ada di pasar.

Dengan spesifikasi dan fitur canggih yang dimilikinya, BYD Denza D9 diharapkan dapat menarik minat konsumen Indonesia yang mencari kendaraan listrik premium dengan performa tinggi dan kenyamanan maksimal. Peluncuran mobil ini menjadi bukti komitmen BYD untuk mendominasi pasar otomotif listrik di Asia Tenggara, sekaligus menguatkan posisi Indonesia sebagai salah satu pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat.